Pilot Germanwings sengaja menabrak pesawat, menewaskan 150 orang

Pengarang: John Stephens
Tanggal Pembuatan: 2 Januari 2021
Tanggal Pembaruan: 19 Boleh 2024
Anonim
Germanwings co-pilot depression: Andreas Lubitz suffered mental illness during flight school
Video: Germanwings co-pilot depression: Andreas Lubitz suffered mental illness during flight school

Pada hari ini pada tahun 2019, co-pilot pesawat Jerman dengan sengaja menerbangkan pesawat ke Pegunungan Alpen Prancis, menewaskan dirinya sendiri dan 149 orang lainnya di dalamnya. Ketika jatuh, penerbangan Germanwings 9525 telah melakukan perjalanan dari Barcelona, ​​Spanyol, ke Dusseldorf, Jerman.


Pesawat lepas landas dari Barcelona sekitar jam 10 pagi waktu setempat dan mencapai ketinggian jelajah 38.000 kaki pada pukul 10:27 pagi. Tak lama setelah itu, kapten, Patrick Sondenheimer yang berusia 34 tahun, meminta co-pilot berusia 27 tahun itu. Andreas Lubitz, mengambil alih kontrol sementara dia meninggalkan kokpit, mungkin menggunakan kamar mandi. Pada pukul 10:31 pagi, pesawat mulai turun dengan cepat dan 10 menit kemudian jatuh di daerah pegunungan dekat kota Prads-Haute-Bleone di Prancis selatan. Tidak ada yang selamat. Selain dua pilot, Airbus A320 yang ditakdirkan itu membawa empat anggota awak kabin dan 144 penumpang dari 18 negara yang berbeda, termasuk tiga orang Amerika.

Setelah kecelakaan itu, para penyelidik menentukan begitu kapten keluar dari kokpit Lubitz mengunci pintu dan tidak akan membiarkannya masuk lagi. Sondenheimer dapat didengar di perekam suara kotak hitam pesawat dengan panik meneriaki co-pilotnya dan berusaha memecahkan di pintu kokpit. (Setelah peristiwa 9/11, Lufthansa memasang pintu kokpit yang dibentengi; namun, ketika penerbangan Germanwings jatuh, maskapai tidak diharuskan memiliki dua anggota kru di kokpit setiap saat, seperti yang dilakukan oleh operator AS.) Selain itu, penerbangan perekam data menunjukkan Lubitz tampaknya telah melatih misi bunuh dirinya selama penerbangan sebelumnya pada hari yang sama, ketika ia berulang kali mengatur tombol ketinggian pesawat hanya 100 kaki sementara kapten sempat keluar dari kokpit. (Karena Lubitz dengan cepat mengatur ulang kontrol, tindakannya tidak diperhatikan selama penerbangan.)


Peneliti Crash juga mengetahui bahwa Lubitz memiliki sejarah depresi berat dan pada hari-hari sebelum bencana telah mencari di internet cara untuk bunuh diri serta informasi tentang keamanan pintu kokpit. Pada tahun 2019, Lubitz, seorang penduduk asli Jerman yang terbang dengan pesawat luncur saat remaja, memasuki program pelatihan pilot untuk Lufthansa, yang memiliki pesawat sayap Germanwings. Dia mengambil cuti dari program pada 2019 untuk menjalani perawatan untuk masalah psikologis tetapi kemudian diterima kembali dan memperoleh lisensi pilot komersialnya pada 2019. Dia mulai bekerja untuk Germanwings pada 2019. Penyelidik menemukan bukti bahwa dalam bulan-bulan menjelang kecelakaan Lubitz telah mengunjungi serangkaian dokter untuk kondisi yang tidak diketahui. Dia dilaporkan memiliki catatan yang menyatakan dia tidak layak untuk bekerja tetapi menyimpan informasi ini dari Lufthansa.

Contoh pilot yang menggunakan pesawat terbang untuk bunuh diri jarang terjadi. Menurut The New York Times, sebuah studi Administrasi Penerbangan AS menemukan bahwa dari 2.758 kecelakaan penerbangan yang didokumentasikan oleh FAA dari 2019 hingga 2019, hanya delapan yang dinyatakan bunuh diri.


Perang panyol-Amerika yang ingkat dan epihak berakhir ketika panyol ecara remi menyetujui protokol perdamaian tentang ketentuan A..: penyerahan Kuba, Puerto Riko, dan Manila di Filipina ke Amerika eri...

Pasien jantung buatan meninggal

John Stephens

Boleh 2024

Pada 23 Maret 1983, Barney Clark meninggal 112 hari etelah menjadi penerima jantung buatan permanen pertama di dunia. Dokter gigi beruia 61 tahun itu menghabikan empat bulan terakhir hidupnya di ranja...

Kami Menyarankan Anda Untuk Melihat