Kekerasan meletus di Rwanda, menandai genosida 800.000

Pengarang: Peter Berry
Tanggal Pembuatan: 16 Agustus 2021
Tanggal Pembaruan: 6 Boleh 2024
Anonim
Kekerasan meletus di Rwanda, menandai genosida 800.000 - Sejarah
Kekerasan meletus di Rwanda, menandai genosida 800.000 - Sejarah

Pada hari ini di tahun 1994, kekerasan memicu peluncuran episode genosida terburuk sejak Perang Dunia II: pembantaian sekitar 500.000 hingga 1 juta warga Tutsis sipil tak berdosa dan Hutu moderat. Setelah gelombang pertama pembantaian, pasukan Rwanda berhasil mencegah intervensi internasional dengan pembunuhan 10 petugas penjaga perdamaian Belgia. Suku Tutsi, sebuah kelompok minoritas yang berjumlah sekitar 10 persen dari populasi Rwanda, tidak menerima bantuan dari komunitas internasional, meskipun PBB kemudian mengakui bahwa hanya 5.000 tentara yang dikerahkan sejak awal akan menghentikan pembantaian grosiran.


Akar langsung dari genosida 1994 berasal dari awal 1990-an, ketika Presiden Juvenal Habyarimana, seorang Hutu, mulai menggunakan retorika anti-Tutsi untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya di antara orang-orang Hutu. Awal Oktober 1990, ada beberapa pembantaian ratusan Tutsi. Meskipun kedua kelompok etnis itu sangat mirip, berbagi bahasa dan budaya yang sama selama berabad-abad, undang-undang mengharuskan pendaftaran berdasarkan etnis. Pemerintah dan tentara mulai mengumpulkan Interahamwe (yang berarti "mereka yang menyerang bersama") dan bersiap untuk melenyapkan Tutsi dengan mempersenjatai Hutus dengan senjata dan parang. Pada Januari 1994, pasukan PBB di Rwanda memperingatkan bahwa pembantaian besar akan segera terjadi.

Pada 6 April 1994, Presiden Habyarimana terbunuh ketika pesawatnya ditembak jatuh. Tidak diketahui apakah serangan itu dilakukan oleh Front Patriotik Rwanda (RPF), organisasi militer Tutsi yang ditempatkan di luar negara itu pada saat itu, atau oleh para ekstremis Hutu yang mencoba untuk menghasut pembunuhan massal. Bagaimanapun, para ekstremis Hutu di militer, yang dipimpin oleh Kolonel Theoneste Bagosora, segera beraksi, membunuh orang Tutsi dan Hutu moderat dalam beberapa jam setelah kecelakaan.


Pasukan penjaga perdamaian Belgia tewas pada hari berikutnya, faktor kunci dalam penarikan pasukan AS dari Rwanda. Segera setelah itu, stasiun radio di Rwanda menyiarkan permohonan kepada mayoritas Hutu untuk membunuh semua Tutsi di negara itu. Tentara dan polisi nasional mengarahkan pembantaian itu, kadang-kadang mengancam warga sipil Hutu ketika persuasi tidak berhasil. Ribuan orang tak bersalah diretas sampai mati dengan parang oleh tetangga mereka. Terlepas dari kejahatan yang mengerikan, komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, ragu untuk mengambil tindakan apa pun. Mereka secara keliru menganggap genosida sebagai kekacauan di tengah perang suku. Presiden Bill Clinton kemudian menyebut kegagalan Amerika untuk melakukan apa pun untuk menghentikan genosida "penyesalan terbesar" dari pemerintahannya.

Itu diserahkan kepada RPF, dipimpin oleh Paul Kagame, untuk memulai kampanye militer yang akhirnya berhasil untuk mengendalikan Rwanda. Pada musim panas, RPF telah mengalahkan pasukan Hutu dan mengusir mereka dari negara itu dan masuk ke beberapa negara tetangga. Namun, pada saat itu, diperkirakan 75 persen Tutsi yang tinggal di Rwanda telah dibunuh.


Volkswagen didirikan

Randy Alexander

Boleh 2024

Pada hari ini pada tahun 1937, pemerintah Jerman kemudian di bawah kendali Adolf Hitler dari Partai oiali Naional (Nazi) membentuk ebuah peruahaan mobil milik negara yang baru, yang kemudian dikenal e...

Biro Freedman dibuat

Randy Alexander

Boleh 2024

Pada hari ini pada tahun 1865, Preiden Abraham Lincoln menandatangani ebuah RUU yang menciptakan Biro Pengungi, Freedmen, dan Tanah yang Terbengkalai. Dikenal ebagai Biro Pembebaan, agen federal ini m...

Postingan Populer